Home News Metropolis Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi di Kotim, Apa Dampaknya?

Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi di Kotim, Apa Dampaknya?

  Sugianto   | Kamis , 19 September 2024
c1ec260d5d10fb70de2d3c20260abba5.jpg
Ilustrasi. (Microsoft Bing AI)

KLIK.SAMPIT – Fenomena hari tanpa bayangan, atau yang dikenal sebagai kulminasi matahari, akan terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Minggu (29/9) mendatang. Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi H Asan Sampit, wilayah Kotim akan mengalami fenomena ini.

"Untuk wilayah Kotim, peristiwa tersebut akan terjadi pada tanggal 29 September 2024 pukul 11.18.23 WIB," ucap Prakirawan Cuaca BMKG, Rizaldo Raditya, Kamis (19/9).

Kulminasi, atau transit, atau istiwa, adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomena ini disebut sebagai kulminasi utama. Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang" karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Oleh karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

Karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU hingga 23,5 derajat LS. Ini dikenal sebagai gerak semu harian Matahari. Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2024 pukul 10.06 WIB dan 22 September 2024 pukul 19.43 WIB. Selain itu, pada 21 Juni 2024 pukul 03.50 WIB, Matahari berada di titik balik Utara, dan pada 21 Desember 2024 pukul 16.20 WIB, Matahari akan berada di titik balik Selatan.

Terkait dampak yang ditimbulkan oleh fenomena ini, pihak BMKG memastikan bahwa tidak ada dampak signifikan yang perlu diwaspadai oleh masyarakat.

"Kami dari BMKG tidak memberikan imbauan khusus kepada masyarakat. Fenomena ini tidak akan memberikan dampak yang berbahaya. Suhu hanya akan terasa sedikit lebih panas dibandingkan biasanya," jelas Rizaldo Raditya. (KLIK.RED)

Baca Juga

Ikuti Kami