Home News Metropolis Kian Merajalela Seakan Menantang Petugas, Pengemis Berkedok Manusia Silver di Sampit Terus Beraksi

Kian Merajalela Seakan Menantang Petugas, Pengemis Berkedok Manusia Silver di Sampit Terus Beraksi

  Sugianto   | Jumat , 02 Agustus 2024
9e54f54b6781f9b0f09a2ca389002210.jpg
Pengemis berkedok manusia silver beroperasi di Perempatan Hotel Wella, Kecamatan Baamang

KLIK.SAMPIT - Pengemis berkedok manusia perak atau manusia silver di sejumlah perempatan lampu merah di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, masih beraksi. Salah satunya kerap kali terlihat di perempatan Hotel Wella, Kecamatan Baamang selama beberapa bulan terakhir, yang tampak tak pernah jera kena razia petugas. 

Salah seorang pengendara sepeda motor Rahmat, menyampaikan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur perlu menertibkan bahkan menindak tegas pengemis ini. 

"Sudah beberapa bulan terakhir ketika saya lewat jalan perempatan lampu merah ada manusia silver, biasanya ada di lampu merah Wella dan Tidar, pemerintah harus tegas menertibkan ini," ucap Rahmat, Jumat (2/8).

Adapun menurutnya, manusia silver ini tak ubahnya seorang pengemis. Dengan modal tubuh yang dicat warna perak, mereka kemudian membawa kardus atau wadah lain dan menjadi pengemis. Selain itu, Para pengemis silver ini bertelanjang dada dengan kondisi seluruh tubuhnya dicat dengan warna silver. 

"Pada dasarnya, manusia silver ini adalah pengemis, namun kemasannya berbeda. Untung saja, selama ini tidak ada manusia silver perempuan," ujarnya.

Lanjutnya, akan sangat bagus kalau Kotim tanpa pengemis. Baik itu pengemis yang menggendong anak, badut, atau manusia silver seperti ini.

"Sesuai edaran, pemerintah melarang adanya pengemis. Ini kok manusia silver dibiarkan mengemis di sejumlah perempatan lampu merah di Kota Sampit," ungkap Rahmat.

Hal senada disampaikan pengendara lain Abdullah menyampaikan, dirinya kerap dihampiri manusia silver saat berada di lampu merah. Dia merasa miris melihat manusia silver ini dilumuri dengan cat. Dia berharap pemerintah bisa tegas menertibkan ini.

"Saya sangat miris melihatnya. Manusia telanjang dada dan dilumuri cat. Saya harap pemerintah harus tegas menertibkan ini," ujar Abdullah.

Sementara Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kotim M Fuad Sidiq mengakui kesulitan menangani manusia silver karena berganti-ganti pemain.

"Mereka sudah pernah diamankan, dibina di Dinas Sosial dan juga dipulangkan, namun muncul lagi orang yang baru," kata Fuad, Jumat (2/8).

Dia menyebutkan Satpol PP hanya berwenang mengamankan, kemudian diserahkan untuk pembinaan ada di Dinas Sosial. Sehingga mereka harus saling berkoordinasi. Manusia silver yang kembali berkeliaran adalah pemain baru lagi.

"Beberapa waktu sudah ditangkap, saat dibina itu bersamaan dengan pemain badut di dinas sosial. Namun ternyata pemain badut ini belajar untuk jadi manusia silver dari si manusia silver yang tertangkap bersama itu," tandas Fuad. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami