Home Pemerintah Kotawaringin Timur Festival Bubur Asyura Diharapkan Jadi Agenda Rutin Tahunan

Festival Bubur Asyura Diharapkan Jadi Agenda Rutin Tahunan

  Sugianto   | Minggu , 21 Juli 2024
18715774f0b52caeedbe943dc1bf91a8.jpg
Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati saat ikut memasak bubur asyura dalam Festival Bubur Asyura di Taman Kota Sampit, Minggu ( 21/7).

KLIK.SAMPIT- Tradisi memasak dan membagikan bubur asyura di Kabupaten Kotawaringin Timur akhirnya terwujud. Masyarakat pun antusias dan berharap tradisi yang telah lama dicanangkan Pemerintah Kabupaten setempat ini digelar menjadi agenda rutin tahunan. 

"Saya sangat senang dengan kegiatan bubur asyura seperti ini. Saya sangat menanti-nanti kegiatan seperti ini," ucap Yana, Minggu (21/7).

Menurut warga Kecamatan Baamang ini, ia datang bersama anggota keluarganya dan dirinya menilai bubur asyura ini sangat enak dan memang ada rasa kebanggaan yang beda dari bubur biasa pada umumnya.

"Jujur tadi setelah saya coba makan. Kalau tekstur bubur dan rasanya sebenarnya tidak beda jauh dengan bubur biasa, tapi memang dari segi rasa, ada rasa kebanggaan dan kegembiraan tersendiri ketika sempat kebagian menikmati bubur asyura ini," ujarnya.

Dirinya mengaku hampir setiap tahunnya selalu menyempatkan datang meminta bubur asyura baik itu yang digelar di lingkungan sekitar maupun sebuah even besar seperti ini.

"Saya dan keluarga memang suka bubur asyura ini, biasanya saya sering minta di dekat rumah saya. Maupun acara seperti ini, enak buburnya, saya berharap mudahan kegiatan seperti rutin digelar kalau bisa 3 bulan sekali lah," ungkap Yana.

Adapun di ketahui bubur asyura merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap 10 Muharam atau disebut dengan Hari Asyura, kali ini Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Budaya dan Pariwisata setempat menggelar kegiatan festival bubur asyura tahun 2024. Ada 20 kelompok peserta yang berpartisipasi dan setiap kelompok menyediakan 500 mangkok bubur dengan Total 10.000 mangkok yang tersedia.

Sementara Wakil Bupati Kotim Irawati mengatakan selama era Harati ini merupakan kegiatan yang ke 2 kalinya digelar pihaknya. Dirinya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini.

Menurutnya, memang tradisi asyura ini juga digelar di daerah lain. Namun yang membedakan adalah bahan-bahan dasar yang digunakan seperti pucuk daun kremot, kelakai, kanjat dan bahan-bahan lainnya ini merupakan asli daerah.

"Saya kira dengan kegiatan seperti ini tentunya sangat positif, karena ini merupakan bagian bagaimana kita bisa melestarikan budaya gotong royong memasak bersama dan makan bersama, mudahan-mudahan ini bermanfaat bagi warga kita," ujar Irawati. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami