Home News Metropolis Penjualan Hewan Kurban di Sampit Menurun, Suasana Politik Disebut-sebut Sebagai Biang Kerok

Penjualan Hewan Kurban di Sampit Menurun, Suasana Politik Disebut-sebut Sebagai Biang Kerok

  Sugianto   | Kamis , 13 Juni 2024
6cd021a143cfd71325939c28a7e956a7.jpg
Suasana lapak hewan kurban di Sampit, Kabupaten Kotawaringin.

KLIK.SAMPIT - Penjualan hewan kurban di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, tahun ini menurun dibanding sebelumnya. Suasana politik di kabupaten itu yang maaih tak tentu arah disebut menjadi salah satu biang keroknya. 

"Belum jelasnya pencalonan bupati maupun wakil bupati berpengaruh terhadap penjualan. Instansi maupun perusahaan yang biasa berkurban masih menunggu," ungkap salah seotang sumber klikkalteng.id, Kamis (13/6). 

Dikonfirmasi terkait ini sejumlah pedagang tak berani memastikan. Sebagian dari mereka memperkirakan ini terjadi karena bertepatan dengan tahun ajaran baru. 

"Mungkin karena bertepatan anak-anak mau masuk sekolah," ujar Masrani, salah seorang pedagang hewan kurban di Jalan HM Arsyad Sampit. 

Untuk diketahui, penjualan hewan kurban khususnya sapi di Sampit, mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Sepekan menjelangHari Raya Iduladha penjualan hewan kurban masih sepi pembeli 

Diungkapkan Masrani, sejak awal ia membuka lapak dagangannya menyedikan 250 ekor sapi. Hewan kurban itu dijual antara Rp 17 juta untuk berat 65 kilogram hingga Rp 40 juta rupiah dengan bobot sekitar 200 kilogram. 

"Namun hingga sepekan menjelang Iduladha baru sekitar 80 persen sapi yang terjual," jelasnya. 

Kondisi serupa juga diutarakan pedagang hewan kurban lainnya, yakni Daeng Beta, di tempatnya, dari 280 sapi kurban yang dipasok dari Pulau Sulawesi, baru sekitar 60 persen yang terjual. 

"Kondisi ini jauh berbeda dari tahun lalu, ketika itu, sepekan menjelang Iduladha sudah 90 persen lebih sapi terjual," katanya. 

Pedagang berharap kondiai ini tak terjadi hingga hari H Iduladha. Sehingga tak mengalami kerugian yang jauh lebih besar. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami