Home News Metropolis Diangkat dari Legenda Kalimantan, Wabup Ajak Masyarakat Kotim Nonton Film Kuyang

Diangkat dari Legenda Kalimantan, Wabup Ajak Masyarakat Kotim Nonton Film Kuyang

  Sugianto   | Jumat , 08 Maret 2024
0cbbf52b7b14a97012a2073b376dedff.jpg
Wabup Kotim Irawati saat menonton perdana film kuyang ini bersama sejumlah wartawan, di bioskop, Jumat sore (8/3).

KLIK.SAMPIT- Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati mengajak masyarakat di daerah untuk menyaksikan film horor yang menampilkan sosok kuyang "Sekutu iblis yang selalu mengintai"

Fakta menariknya, film ini diadaptasi dari novel laris karya Achmad Benbela atau sering disapa Beben berasal dari Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dengan judul yang sama.

"Kami mengajak masyarakat Kotawaringin Timur untuk menonton Film Kuyang ini, karenaini merupakan karya anak muda dari Kotawaringin Timur," ajaknya.

Hal ini disampaikan Irawati saat menonton perdana film kuyang ini bersama sejumlah wartawan, di Cinepolis Citimall Sampit , Jumat sore (8/3). 

Menurut Irawati karya novel yang ditulis beben ini sangat menarik. Sehingga sangat layak diangkat menjadi sebuah film.

Adapun film ini menceritakan kisah sebuah legenda Kalimantan. Sosok menakitkan yang hanya terdiri dari kepala dan organ dalam ini merupakan penghisap darah manusia khususnya pada ibu hamil.

"Kami sangat bangga dan sangat apresiasi atas hasil karya tulisan novel teman kita ini. Sehingga dilirik dunia perfilman," ujarnya.

Irawati menambahkan, film yang diangkat dari legenda Kalimantan ini tentu juga sangat menarik dan ini juga bagian dari sebuah cerita nyata yang terjadi di Kalimantan.

Orang nomor dua di Pemkab Kotim ini mengaku sangat terharu karena bisa mengingkatkan kembali pada masa lalu ketika cerita rakyat ini. Dulu sering diceritakan pada zaman dulu di pedalaman Kalimantan.

"Saya rasa alur cerita film ini memang legenda Kalimantan. Legenda yang dulu cerita dari nenek moyang dan memang ada di Kalimantan, cerita ini mengingatkan kembali suku-suku pedalaman yang ada di Kalimantan," terangnya.

Adapun beben ini juga berlatar belakang seorang jurnalis asal Sampit dan lahir di Kota Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya itu juga sudah banyak menghasilkan karya novel menarik lainnya.

"Bagi jurnalis lainnya semoga bisa membuat karya seperti teman kita ini dan mudah-mudahan penonton juga makin banyak sehingga ini menjadi nilai plus buat teman kita ini. Pokoknya masyarakat Kotawaringin Timur rugi kalau tidak nonton," ujarnya.

Sementara Beben selaku penulis karya novel ini

mengatakan kronologis awal dia menulis cerita Kuyang ini yakni berdasarkan cerita rakyat yang terjadi di Kalimantan secara umum dan Kalimantan Tengah secara khususnya.

Dia ingin melalui cerita rakyat yang ditulisnya dapat menjadi pengingat generasi ke depannya dan tidak tergerus modernisasi. 

"Masyarakat ini sudah sangat kenal dengan

istilah Kuyang atau sisi mistis. Karena di zaman sekarang itu dan tidak menutup kemungkinan ke depannya 20 hingga 30 tahun lagi anak-anak cucu kita itu tidak akan tahu lagi bahwa kita di Kalimantan punya cerita yang menarik misalnya cerita rakyat dan salah satunya cerita kuyang," tutur Beben.

Lanjutnya, melalui cerita rakyat Kuyang ini dia juga ingin memperkenalkan budaya dan ciri khas Kalimantan.

"Selama inikan saya kira cerita horor dengan

latar cerita rakyat Kalimantan sangat minim. Maka dari itu melalui cerita Kuyang ini saya ingin memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa Kalimantan juga mempunyai cerita rakyat yang menarik," ulas Beben.

Menurut dia, film horor ini menjadi film horor

pertama yang mengangkat cerita kuyang. Sebab, selama ini film horor menampilkan hantu pocong, kuntilanak dan sebagainya. Ini benar-benar cerita asli Kalimantan yang diangkat dan juga akan menggambarkan kultur masyarakat di Kalimantan.

Dia mengajak masyarakat agar menonton film ini, karena film ini perdana dibuat dengan latar budaya Kalimantan dengan gendre horor.

"Saya berharap masyarakat agar bisa menyaksikan film Kuyang ini dan juga kepada para penulis khususnya penulis Kalimantan Tengah agar selalu berkarya dan termotivasi, bahwa kita sebagai penulis Kalimantan mampu bersaing dengan penulis dari luar daerah," pungkas Beben. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami