Home Pemerintah Kotawaringin Timur Pemkab Kotim Akan Evaluasi Program Grebek Stunting

Pemkab Kotim Akan Evaluasi Program Grebek Stunting

  Sugianto   | Senin , 26 Februari 2024
467c4f83cbbaadad593a92a1ca0b0cde.jpg
Bupati Kotim Halikinnor saat diwawancara.

KLIK.SAMPIT- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur akan mengevaluasi Program Grebek Stunting yang dijalankan selama tiga bulan terakhir yakni dari bulan Desember 2023 hingga Februari 2024.

"Saya minta dinas terkait agar mengevaluasi Program Grebek Stunting ini," ucap Halikin belum lama ini.

Halikin menjelaskan, tujuan evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana program ini sudah berjalan. Sehingga menurut dia, program ini tidak hanya sekadar jalan saja. Namun, harus ada dampak signifikan kepada masyarakat. 

"Jika program ini efektif dalam upaya menurunkan stunting maka kita akan kembali melanjutkan program ini," ujarnya.

Tambahnya, apabila tidak berjalan dengan baik maka pihaknya akan mempertimbangkan alternatif lain untuk penyelesaian pengentasan stunting di Kotim. 

Adapun program grebek stunting ini dilakukan serentak oleh 21 Pusat Kesehatan Masyarakat di 17 Kecamatan dengan target sasaran 2.163 anak.

Halikin menyebut, Program Grebek Stunting ini merupakan program yang digelar pihaknya dalam rangka menekan dan menurunkan angka stunting di daerah itu. 

"Kita telah melaksanakan Program Grebek Stunting ini yang dimulai pada Desember 2023 lalu yang mana sudah berjalan tiga bulan dan ini harus kita cek apakah ada perubahan atau tidak," ujarnya.

Halikin membeberkan, dalam program tersebut pihaknya telah mengalokasikan dana sebesar Rp1 miliar. Pihaknya telah membagikan susu dan telur selama 3 bulan kepada anak-anak penderita stunting.

Bantuan tersebut ditujukan kepada anak usia 6 hingga 11 bulan sebanyak sebutir telur. Kemudian anak usia 12 hingga 24 bulan berupa sebutir telur dan sekotak susu. Sedangkan anak usia 25 hingga 59 bulan berupa sebutir telur dan 2 kotak susu.

"Nanti akan kita lihat laporan dari dinas terkait bagaimana perkembangan anak-anak selama 3 bulan tersebut. Jika ada perubahan program ini akan kita lanjutkan. Dan kalau tidak ada perubahan maka perlu kita evaluasi. Di mana letak masalahnya," ungkapnya.

Adapun berdasarkan data e-PPGBM bahwa prevalensi stunting Kabupaten Kotim tahun 2022 sebesar 22,6 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2023 menjadi sebesar 18,4 persen dan Kotim menjadi salah satu daerah angka tertinggi kasus stunting.

"Mudah-mudahan target kita kemarin bisa tercapai, dimana Kotim bisa mencapai 14 persen sehingga anak-anak bisa menjadi anak yang sehat dimana anak-anak sebagai penyambung estafet kepemimpinan kedepannya," pungkas Halikin. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami