Home News Metropolis Pagi Hari Sampit Mulai Diselimuti Asap, Titik Panas Makin Merajalela

Pagi Hari Sampit Mulai Diselimuti Asap, Titik Panas Makin Merajalela

  Redaksi   | Senin , 14 Agustus 2023
17796e7fe023d95631c72cdf73472953.jpg
Suasana pagi hari berasap di Jalan Tjilik Riwut kawasan Terowongan Nur Mentaya Sampit, Senin (14/8).

KLIK.SAMPIT - Kabupaten Kotawaringin Timur, khususnya Kota Sampit mulai diselimuti kabut asap akibat kebakaran lahan, Senin (14/8).Jarak pandang pun menipis dan kualitas udara pun menurun.

"Pagi hari sekitar pukul 06.00 hingga pukul 07.00 Sampit berasap disertai bau yang cukup menyengat," kata Dias, salah seorang warga Sampit.

Kondisi seperti ini terpantau di kawasan Jalan Tjilik Riwut Sampit, Jalan Kapten Mulyono, dan sejumlah kawasan lainnya.

Sementara berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika jarak pandang di Sampit tertutup kabut. Jarak pandang berkisar 2.000 meter.

"Jarak pandang baru kembali normal memasuki pukul 08.00 hingga siang hari," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi H Asan Sampit Musuhanaya. 

Sementara titik panas di Kabupaten Kotawaringin Timur yang terdeteksi satelit makin menjadi-jadi. Pada Minggu (13/8) jumlahnya terdeteksi sebanyak 119 titik panas. Titik panas tersebut tersebar di sejumlah kecamatan, di antaranya Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Utara, Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kota Besi, Telawang, Cempaga Hulu, dan Parenggean.

Sementara itu berdasarkan potensi kemudahan terjandinya kebakaran ditinjau dari analisa parameter cuaca di Kalimantan Tengah berstatus sangat mudah terbakar. 

"Berdasarkan citra satelit HIMAWARI-8 Infrared Red Enhanced pukul 07.00 WIB menunjukkan tidak terdapat pertumbuhan awan signifikan di Kabupaten Kotawaringin Timur," jelas Musuhanaya. 

Namun berdasarkan prakiran curah hujan selama 24 jam ke depan berpotensi terjafi hujan ringan hingga sedang di Kotawaringin Timur. 

Seperti diketahui, dalam beberapa hari belakangan ini kebakaran lahan matak terjadi di Kotawaringin Timur. Bila curah hujan terus menurun, kebakaran lahan yang kebanyakan diduga karena disengaja ini bakal semakin parah karena konfisi daratan yang kering. 

Hal tersebut akan berdampak terhadap kualitas udara. Seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir udara mulai berasap dan jarak pandang berkurang. Ini akan berdampak buruk ke seluruh bidang-bidang kehidupan masyarakat. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami