Home News Metropolis Penularan HIV/AIDS di Kotim Meningkat, Penderitanya Didominasi Usia Produktif

Penularan HIV/AIDS di Kotim Meningkat, Penderitanya Didominasi Usia Produktif

  Sugianto   | Jumat , 28 April 2023
0fc7295497748867b5b065d139251ed7.jpg
Sekretaris KPAD Kotim Asikin Arpan.

KLIK.SAMPIT- Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat angka kasus penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Aquired Imunne Deficiency Syndrome (AIDS) di daerah tersebut terus meningkat.

Berdasarkan data KPAD Kotim, tahun 2021 kasus HIV AIDS di Kotim berjumlah 44 kasus, sedangkan pada tahun 2022 naik menjadi 56 kasus.

"Kasus tertinggi HIV/AIDS di Kotim masih berusia produktif dengan rentang usia 15-49 tahun. Dari jumlah 56 kasus, ada sebanyak 40 kasus usia produktif yang terdata," ucap Asikin Arpan, Sekretaris KPAD Kotim, Kamis (28/4).

Asikin menjelaskan, kasus HIV AIDS di Kotim cenderung mengalami peningkatan secara signifikan. Salah satu faktornya karena kurangnya kesadaran masyarakat menjaga pola hidup sehat dan kurangnya pengetahuan terhadap bahaya penyakit HIV/AIDS yang umumnya ditularkan melalui seks bebas.

"Penularan HIV/AIDS tertinggi disebabkan seks bebas tanpa pengaman," paparnya.

Lanjutnya, penularan ini juga bisa juga disebabkan jarum suntik bekas pakai yang sudah terkontaminasi penderita HIV/AIDS dan lainnya.

"Penularannya bisa lewat jarum suntik dan ada pula kasus anak-anak yang jalur penularannya diwariskan dari ibunya," sambungnya.

Ia menambahkan, pada tahun ini KPAD Kotim akan melanjutkan program seperti tahun sebelumnya, yakni mensosialisasi terkait pengenalan dan bahaya, serta pencegahan HIV/AIDS kepada kalangan ASN, pelajar dan mahasiswa melalui OSIS di sekolah dan BEM di kampus yang merupakan bagian upaya untuk mendukung program pemerintah pusat, yakni 3 zero di tahun 2030.

Misi ini dilakukan untuk menekan sekecil mungkin kasus kematian, terinfeksi, dan stigma negatif dari masyarakat.

”Three Zero itu, pertama tidak ada kasus kematian, tidak ada kasus infeksi karena HIV/AIDS, dan tidak ada lagi stigma negatif dari masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS," demikian Asikin. (KLIK.RED)

Baca Juga

Ikuti Kami