Home News Metropolis Sepak Sawut, Olahraga Tradisional Ekstrem Jadi Tantangan bagi Kaum Muda

Sepak Sawut, Olahraga Tradisional Ekstrem Jadi Tantangan bagi Kaum Muda

  Muhamad Oktavianto   | Kamis , 09 Maret 2023
364d656c04f89e4429af3220d0709a63.jpg
Salah satu peserta sepak sawut Tim Rojok FC sebelum bertanding di halaman Museum Kayu Sampit.

KLIK.SAMPIT - Sepak sawut atau sepak bola api menjadi salah satu yang dipertandingkan dalam Festival Budaya Isen Mulang di Kabupaten Kotawaringin Timur. 

Olahraga tradisional yang terkesan ekstrem ini kini menjadi salah satu tantangan bagi anak muda terutama generasi z. 

Salah seorang peserta Rafli mengatakan kalau dia cukup antusias dengan perlombaab sepak sawut yang diadakan ini. Apalagi sudah bertahun-tahun lama tal diadakan semenjak adanya pandemi. 

"Ya Alhamdulillah, bisa ikut serta kembali dalam bermain sepak sawut, karena sudah 2 tahun tidak ada acara ini," ungkap Rafli, Rabu malam (8/3).

Kali ini Rafli, bersama timnya Rojok FC menjajal kemampuan bermain bola. Namun permainannya tak seperti sepak bola atau futsal melainkan batok kelapa yang dibakar. 

Yudi, salah seorang dari Tim Rojok FC mengatakan ini merupakan tantangan bagi mereka. Tidak hanya kemampuan menggiring bola namun juga keberanian menendang bahkan menahan dari jilatan api yang panas. 

Di sisi lain para peserta yang biasa mengikuti pertandingan olahraga tradisional ini mengaku rindu karena baru kali ini digelar kembali. 

"Dari dulu saya berharap pertandingan ini segera digelar kembali. Saya cukup merindukan acara ini dan juga rekan-rekan seperjuangan saya," imbuh Yudi.

Diungkapkannya, Tim Rojok FC merupakan salah satu tim yang biasanya selalu menjadi finalis sepak sawut di acara Festival Budaya Isen Mulang itu. 

"Alhamdulillah selama ini kami selalu menjadi finalis dalam acara tersebut, dan juga pernah menjadi juara 1 sekali, terakhir kami mendapat juara karena adu koin," jelas Yudi.

Sementara itu, kemampuan anak muda ini tergolong luar biasa. Apalagi musuh mereka merupakan pemain-pemain senior di bidang sepak sawut bahkan secara usia jauh lebih tua. 

Meski mereka akui sempat gerogi karena melihat postur dan usia lawan yang lebih tua. Namun atas kemampuan dan teknik sepakbola modern diaplikasikan ke sepak sawut ternyata mereka berjaya mengalahkan tim yang lain. 

"Saya memiliki kebiasaan sebelum main melihat wajah musuh saya dulu. Tapi melihat yang tua kadang bisa membuat saya agak takut. Tapi itu bisa diatasi," kata Upi, pemain lainnya.

Para peserta berharap perlombaan sepak sawut terus diadakan setiap tahunnya. Sehingga Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki pemain andal dan mampu memenangkan sepak sawut di laga Festival Budaya Isen Mulang tingkat Kalimantan Tengah. Bahkan ke tingkat nasional maupun internasional. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami