KLIK.SAMPIT – Perayaan tahun baru imlek bagi warga keturunan Tionghoa khususnya yang beragama Konghucu di Sampit, Kotawaringin Timur, telah ditutup pada hari ke-15 atau disebut dengan Cap Go Meh. 

Penutupan perayaan tahun baru ditutup dengan meriah oleh tarian tradisional Barongsai di Kelenteng Kong Miao Litang atau Kelenteng Harmoni Kehidupan Sampit, Minggu malam (5/2).  

 "Cap Go Meh merupakan ibadah hari ke -15 setelah tahun baru Imlek.Di dalam Cap Go Meh ada satu ibadah disebut Yuanxiao," ungkap Wenshi Suhardi selaku Tokoh Agama Konghucu di Sampit.

Menurut Suhardi, Ibadah Yuanxiao memiliki makna tersendiri bagi umat Konghucu.

"Yuanxiao artinya curahan kasih tuhan yang pertama di tahun yang baru. Perayaan terakhir dari perayaan imlek. Dulu perayaan Cap Go Meh menandakan masyarakat mulai kembali bekerja dan beraktivitas," ujarnya.

Ditambahkannya, Setelah peribadahan, warga disuguhi seni tarian Barongsai. 

Warga pun tampak antusias membagikan angpao dengan menyelipkannya pada mulut Barongsai. 

Tak terkecuali anak-anak yang dengan rasa campur aduk senang dan takut saat tangannya dicaplok tokoh singa legenda itu.

"Barongsai ini lebih kepada budaya. Pemberian angpao ini wujud rasa syukur dan apresiasi dari masyarakat kepada para penari," jelasnya.

Di tengah kerumunan warga menikmati seni tarian Barongsai, ada suguhan unik yang menarik yakni Lontong Cap Go Meh.

"Lontong ini mengadaptasi dari budaya lokal karena dimanapun ada, sehingga sajian ini selalu dibagikan saat Cap Go Meh," imbuhnya.

Harapan terselip bagi umat Konghucu pada rangkaian perayaan terakhir tahun baru Imlek. Sehingga di tahun kelinci air lebih banyak hidup dalam kedisiplinan. 

"Harapan nya kehidupan jauh lebih baik dari sebelumnya dalam kerukunan dan keharmonisan. Setelah pandemi Covid-19 ekonomi kembali pulih dan kegiatan kembali normal dalam berbagai sektor,"tutupnya.(KLIK-RED)