KLIK.SAMPIT - Peringatan Haul Ke-8 Guru Sekumpul di Kompleks Ikon Jelawat, Sampit Kotawaringin Timur, Sabtu malam (28/1) berlangsung hikmat.
Penanggung jawab kegiatan Ustaz Ahmad Rayyan Zuhdi Abrar mengatakan, pihaknya bersyukur atas terselenggaranya haul guru KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari di Sampit ini.
"Alhamdulillah acara ini terselenggara berkat kerjasama semua pihak. Perkiraan jumlah jamaah yang hadir kemungkinan mencapai dua puluh ribuan jemaah," ungkapnya.
Meski cuaca hujan tidak menyurutkan antusiasme masyarakat atau para jemaah dan majelis taklim yang hadir berasal dari berbagai penjuru Kotim sekitarnya.
Pihaknya penyelenggara sengaja mengadakan di Ikon Jelawat, memanfaatkan kawasan ini sebagai daya tarik masyarakat yang biasanya untuk bersantai menjadi tempat bersilaturahmi, bersalawat, dan berzikir bersama di momen wafatnya guru karismatik yang terkenal dengan panggilan Abah Guru Sekumpul.
Ditambahkannya, ada beberapa tenda yang tersedia untuk melayani masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.
"Tenda makanan tersedia dari sumbangsih warga Kotim baik dari perorangan, keluarga besar dan dari organisasi masyarakat yang ada di Sampit,semoga bermanfaat buat para jemaah," ungkapnya.
Sementara itu salah seorang warga Cempaga bernama Sanah yang datang ke haul mengaku ini akan menjadi pengalaman menariknya. Sebab baru pertama ini mengikuti haul, meski tidak langsung ke Kalimantan Selatan langsung.
"Kami bersyukur atas terselenggaranya haul sekumpul di Sampit, karena kami tidak perlu jauh-jauh berangkat ke Banjarmasin. Di sini pun tetap terasa hikmat,yang penting niatnya kesampaian," ungkapnya.
Dikatakan Sanah mereka bersama rombongan tiba di acara sudah dari pukul 16.00 WIB. Cuaca pada saat pelaksanaan Haul Guru Sekumpul di Kota Sampit memang diwarnai hujan.
"Walaupun diguyur hujan, kami dan jemaah lainnya tetap khusyuk melaksanakan berjemaah salat Isya, salawatan dan mendengar tausiah di sekitar area Ikon Jelawat," ungkapnya.
Semua berharap peringatan Haul Guru Sekumpul dapat dilaksanakan kembali di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. (KLIK-RED)
