Home Pemerintah Kotawaringin Timur Tahun 2022 Lalu, Tingkat Stunting di Kotim Turun

Tahun 2022 Lalu, Tingkat Stunting di Kotim Turun

  Redaksi   | Jumat , 27 Januari 2023
d8b00e9e3feef07abec8b1322cbb6b22.jpg
Kepala Dinkes Kotim Umar Kader menyampaikan sambutan saat peresmian Puskesmas Tumbang Penyahuan Kecamatan Bukit Santuai, belum lama ini.

KLIK. SAMPIT- Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur mengungkapkan tingkat stunting pada tahun 2022 lalu di kabupaten itu menurun.

Berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), terjadi penurunan status pendek dan sangat pendek pada bayi/balita, yang mana pada tahun 2021 sebanyak 26 persen dan pada tahun 2022 menjadi 22,6 persen. 

"Tahun 2022 terjadi penurunan angka stunting. Dari 26 persen di tahun 2021, menjadi 22,6 persen di tahun 2022," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi. 

Kendati demikian, stunting masih menjadi tantangan pemerintah. Sebab, target angka prevalensi stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yaitu sebesar 14 persen di tahun 2024.

"Stunting memang jadi tantangan pemerintah daerah. Dan kita akan terus menurunkan angka stunting dengan berbagai inovasi yang menjadi fokus Pemkab Kotim dalam rangka penurunan stunting," tuturnya. 

Peran pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan pelaksanaan intervensi spesifik terhadap penurunan angka stunting. 

Percepatan penurunan angka stunting harus dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas.

Peran aktif pemerintah daerah sangat dibutuhkan dalam memastikan pelaksanaan intervensi spesifik dapat berjalan dengan. 

Sementara itu, untuk tingkat partisipasi masyarakat di bidang kesehatan, berdasarkan bayi balita yang ditimbang, penduduk usia produktif dan lanjut usia yang mendapatkan skrining atau cek kesehatan terjadi peningkatan. Namun masih tergolong rendah. 

Bayi atau balita yang ditimbang dan mendapat pelayanan sesuai standar 63,8 persen. Usia produktif yang diskrining 68,5 persen. Dan usia lanjut diskrining 70,9 persen. Sedangkan posyandu aktif yang dihitung dari ketersediaan kader di posyandu. Keaktifan masyarakat di posyandu, ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, imunisasi bayi, pasangan usia subur ber-KB, dan adanya pengembangan program posyandu, baru 83 posyandu dari 317 posyandu (26,2 persen). (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami