Home News Metropolis Melihat Perayaan Imlek bagi Warga Keturunan Tionghoa di Sampit

Melihat Perayaan Imlek bagi Warga Keturunan Tionghoa di Sampit

  Redaksi   | Minggu , 22 Januari 2023
47dc9cd8f7b71314b1f0dbf95ac44de5.jpg
Tokoh agama di Vihara Maitreya memberikan angpao kepada barongsai saat malam pergantian tahun atau Chuxi, Sabtu malam (21/1).

KLIK.SAMPIT - Momentum Tahun Baru Imlek merupakan hari istimewa bagi warga keturunan Tionghoa. Tak terkecuali bagi warga keturunan Tionghoa di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. 

Nuansa Imlek ini sudah terasa sepekan sebelum hari perayaan. Terutama di kompleks dan tempat ibadah seperti kelenteng dan vihara. 

Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15. Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chuxi yang berarti malam pergantian tahun.

Selain ibadah dan ritual penyambutan, sejumlah hal lain juga kerap menjadi yang khas dalam perayaan Imlek. Di antaranya adalah makanan yang biasanya wajib ada dalam momentum itu. 

"Ada makanan yang dianggap memberi keberuntungan seperti ikan dan mi yang memiliki makna agar panjang umur," kata Yuni, salah seorang warga di Sampit, Minggu (22/1). 

Selain itu ada tradisi lain yang populer karena biasanya dilakukan saat perayaan Imlek, yakni bertukar amplop merah atau angpao dan hadiah lainnya. Pada tradisi ini, merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu.

"Ini tradisi yang biasanya paling ditunggu-tunggu. Biasanya yang mendapat angpao adalah anggota keluarga atau kerabat belum berkeluarga akan diberikan hadiah," tuturnya. 

Amplop merah atau angpao tersebut berisi uang dan sering diberikan kepada anak-anak, kerabat yang lajang. Jumlah uang berkisar dari beberapa puluh ribu hingga beberapa ratus ribu. 

"Setiap pagi hingga siang hari saat Imlek biasanya, warga lain terutama anak-anak biasanya juga banyak mendatangi tempat ibadah dan permukiman warga Tionghoa dan berharap diberikan angpao," ungkapnya. 

Seminggu jelang tahun baru ini juga, warga keturunan Tionghoa membersihkan dan mendekorasi rumah dengan pernak pernik yang umum berwarna merah ataupun emas. 

Tradisi membersihkan rumah bagi kepercayaan mereka ini dianggap dapat membuang sial tahun sebelumnya, dan membuat rumah mereka siap menerima keberuntungan. 

Sedangkan warna merah adalah warna yang diyakini sebagai warna keberuntungan untuk Tahun Baru Imlek. Di samping itu, warna merah ini menunjukkan kemakmuran dan energi yang dapat mengusir roh jahat dan segala sesuatu yang bersifat negatif. 

Biasanya warna merah didominasi dengan menggantungkan lentera merah di jalan-jalan, dan gambar Tahun Baru ditempel di pintu.  

Warga keturunan Tionghoa berharap, perayaan Imlek pada tahun 2023 ini diharapkan bukan hanya sebuah perayaan dan mengulang tradisi saja. Akan tetapi dapat membawa keberkahan bagi siapa saja. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami