Home News Metropolis POPTI Cabang Sampit Resmi Dibentuk

POPTI Cabang Sampit Resmi Dibentuk

  Redaksi   | Selasa , 29 November 2022
bae5f437f371580ea6e6d681fdaeb569.jpg
Pelantikan pengurus POPTI Cabang Sampit, oleh POPTI Pusat, di Lantai II Anggrek Tewu Kantor Bupati Kotim, Selasa (29/11).

KLIK.SAMPIT- Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalassaemia Indonesia (POPTI) Cabang Sampit dibentuk. Peresmian perhimpunan ini ditandai dengan pelantikan pengurus POPTI Cabang sampit oleh POPTI pusat, di Lantai II Anggrek Tewu Kantor Bupati Kotim, Selasa (29/11).

Ketua POPTI Cabang Sampit Reni Setio Dewi mengaku pembentukan perhimpunan merupakan buntut dari keprihatinan dia dan para orang tua penderita thalassaemia. Baik itu yang ada di Kotim maupun dari luar daerah.

“Saya prihatin dengan anak penyandang thalassaemia, banyak masyarakat umum belum mengenal apa itu thalassaemia,” ujarnya.

Kendati demikian pihaknya merasa sangat bersyukur karena Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendukung penuh. Serta memerhatikan kepentingan bagi anak penyandang thalassaemia ini.

“Kami bersyukur mendapat dukungan penuh dari Pemkab Kotim. Thalassaemia bukan tergolong penyakit menular. Di sini dipermudah baik BPJS Kesehatan maupun RSUD dr Murjani Sampit. Termasuk juga pengadaan rumah singgah bagi penyandang thalassaemia yang dating dari luar daerah,” ujarnya.

Pihaknya saat ini berharap agar pengendalian dan pencegahan munculnya thalassaemia ini dilakukan hinga ke desa-desa. Sehingga masyarakat dapat memahami dan terhindar dari penyakit kelainan darah ini. 

Sementara itu Ketua POPTI Pusat, Ruswandi melalui perwakilannya menyebutkan POPTI cabang Sampit ini merupakan yang ke-60 di Indonesia dengan jumlah penyandang thalassaemia 55 orang.

“Dengan adanya pengurus cabang ini maka semakin banyak masyarakat yang akan tahu,” harapnya.   

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Kotim Najmi Fuadi yang menghadiri pelantikan tersebut mengucapkan terimakasih atas pembentukan POPTI Cabang Sampit ini. Dengan begitu ia berharap sosialisasi thalassaemia ini dapat lebih intensif dilakukan.

“Kami berharap dengan keberadaan POPTI dapat membuat program pencegahan itu,” katanya Najmi.

Kemunculan thalassaemia ini dapat diminimalisasi dengan pemeriksaan golongan darah calon orangtua sebelum menikah. Sehingga tidak berisiko melahirkan penyandang thalassaemia. 

Thalassaemia merupakan merupakan penyakit kelainan darah yakni kurangnya hemoglobin (Hb) pada sel darah merah. Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.

Thalasemia terjadi akibat kelainan genetik yang diturunkan. Artinya, kondisi ini sudah bisa terjadi sejak masa kanak-kanak. Umumnya, gejala awal yang akan muncul adalah gejala anemia, yang menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. 

Penyakit ini juga perlu diwaspadai, terutama yang berat, karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami