Home Pemerintah Kotawaringin Timur Kotim Masih Endemis Kaki Gajah, Ini Sebabnya..

Kotim Masih Endemis Kaki Gajah, Ini Sebabnya..

  Redaksi   | Rabu , 02 November 2022
2b1186e1840cc360506410d402ef61e5.jpg
ILUSTRASI.(KEMKES.GO.ID)

KLIK. SAMPIT- Kabupaten Kotawaringin Timur hingga saat ini masih menjadi salah satu daerah yang endemis kasus filariasis atau penyakit kaki gajah. Hal ini dikarenakan masih ditemukannya kasus di sejumlah desa. 

Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, hal itu disebabkan masih adanya penduduk desa dengan mikrofilaria rate (mf rate) diatas 1 persen.

Data Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, sepanjang tahun 2022 ini, kasus kronis limfatik filariasis terdata ada 36 penderita. Sedangkan hasil evaluasi pretransmission assesment survey (TAS) ditemukan 10 orang positif cacing mikrofilaria di desa sentinel dan spot check. 

"Desa sentinel di Desa Pamalian ditemukan 2 orang positif mikrofilaria, dan desa spot check pada Desa Luwuk Bunter sebanyak 8 orang positif," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi.

Ia menjelaskan, bagi kasus positif akan dilakukan pengobatan selektif selama 12 hari. Hal ini agar tidak menjadi cacat kronis. Sedangkan masyarakat yang didalam tubuhnya positif filariasis diberi obat diethyl carbamazine citrate, selama 12 hari. 

Sementara itu, Kabupaten Kotim merupakan salah satu daerah yang melanjutkan pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis selama 2 putaran, atau 2 tahun berturut turut bila pasca-Popm. Selama 5 tahun dilakukan evaluasi dengan pre- TAS masih ada desa dengan mf rate di atas 1 persen, sesuai surat keputusan Kemenkes tahun 2022. 

"Untuk pengobatan pencegahan massal filariasis dilaksanakan selama 1 tahun sekali setiap bulan oktober tahun 2022 sampai dengan 2023," terangnya.

Filariasis atau yang yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit kaki gajah masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Sebab tidak hanya terjadi pada dewasa, anak-anak pun bisa tertular .

Kaki gajah atau filariasis adalah pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing jenis filaria. Cacing ini menyerang pembuluh getah bening dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. 

"Cacing filaria disebarkan melalui gigitan nyamuk. Semua jenis nyamuk berpotensi menularkan filariasis,” imbuhnya.

Apabila di dalam tubuh seseorang terdapat mikrofilaria maka jika tidak segera diobati akan menimbulkan kecacatan pada bagian tubuh tertentu. Berupa pembengkakkan pada bagian tubuh seperti kaki, tangan, alat kelamin, kelenjar mamae. Sehingga mengganggu produktivitas, penampilan, rasa minder, dan cacat permanen di bagian tersebut.(KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami