Home News Metropolis BKSDA Pos Jaga Sampit Terima Dua Laporan Keberadaan Lima Individu Orangutan

BKSDA Pos Jaga Sampit Terima Dua Laporan Keberadaan Lima Individu Orangutan

  Redaksi   | Minggu , 30 Oktober 2022
8c9072cdfda7a58d28dec60b6a8d4c37.jpg
Orangutan yang direkam warga saat berada di pepohonan kebun milik masyarakat di Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Baamang.

KLIK.SAMPIT - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit baru-baru ini kembali menerima laporan dari warga akan kemunculan orangutan di sekitar areal kebun masyarakat. 

Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah menjelaskan pihaknya menerima dua laporan dari dua lokasi berbeda. Laporan pertama gangguan orangutan terjadi di Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Baamang dan laporan kedua di Kelurahan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Baamang. 

"Kedua laporan tersebut telah kami lakukan observasi atau peninjauan ke lokasi pada Selasa (25/10)," jelas Muriansyah, Minggu (30/10).

Di lokasi pertama, pelapor yakni Rahmad salah seorang staf Kelurahan Tanah Mas bersama salah seorang warga Andi, melaporkan keberadaan tiga individu orangutan. 

"Lokasi pertama ini akses masuknya sulit, medannya merupakan kebun karet, rotan dan pohon buah milik warga," jelas Muriansyah. 

Di lokasi pertama tersebut petugas berhasil menjumpai orangutan sebanyak dua individu. Terdiri dari induk dan anak. 

Berdasarkan keterangan warga, orangutan tersebut sudah lama di lokasi itu. Tidak terlalu mengganggu warga, kecuali saat musim buah. Buah-buahan selalu dirusak atau dimakan.

"Pelapor khawatir kalau orangutan mati dibunuh warga. Makanya kami pun memberikan pengarahan pada warga sekitar," ujarnya. 

Sementara di lokasi kedua yakni Jalan Sekumpul Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, Sugianto, pelapor menyebutkan orangutan berjumlah dua individu.

"Kalau di lokasi kedua ini aksesnya mudah. Vegetasi dominan kebun kelapa sawit, semak belukar dan tamanan sayur milik warga. Namun orangutan tidak dijumpai," katanya. 

Kendati orangutan tak dijumpai, petugas menemukan sarang orangutan yang cukup banyak, yakni 13 sarang terdiri dari sarang kelas 2 dan sarang kelas 3.

Ditambahkan Muriansyah, berdasarkan pengakuan pelapor, di lokasi pertama orangutan masih terlihat. Pelapor berharap orangutan segera dievakuasi. 

"Untuk kegiatan rescue, masih menunggu arahan selanjutnya dari pimpinan," tandasnya. 

Petugas mengimbau masyarakat agar tak menggangu orangutan tersebut. Sebab, selain berbahaya juga ada sanksi hukum yang menanti karena primata ini termasuk yang dilindungi. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami