Home Pemerintah Kotawaringin Timur Petani di Mentaya Seberang Masih Kesulitan Mengangkut Hasil Panen

Petani di Mentaya Seberang Masih Kesulitan Mengangkut Hasil Panen

  Redaksi   | Rabu , 12 Oktober 2022
ed7d0195183e704bbaa24185ea0c3b95.jpg
Camat Seranau Dedi Purwanto saat menjadikan lingkungan perkantorannya menjadi areal pertanian.

KLIK. SAMPIT - Petani di Kelurahan Mentaya Seberang, Kecamatan Seranau, hingga kini masih kesulitan dalam mengangkut hasil pertanian. Padahal hampir sebagian besar masyarakat di wilayah itu bekerja sebagai petani. 

Camat Seranau Dedi Purwanto mengungkapkan, di wilayahnya hampir 60-70 persen bekerja sebagai petani. Terutama pertanian hortikultura. 

Menjadi kendala bagi petani saat ini adalah tidak adanya angkutan untuk mengangkut hasil pertanian itu. Sehingga cukup menghambat petani. 

"Tidak ada mobil pikap, yang mengaku. Selama ini petani menggunakan sepeda motor dan sepeda pancal, sebagian ada yang menggunakan kendaraan roda tiga bermesin," katanya, Rabu (12/10).

Sehingga petani tidak bisa mengangkut hasil kerja keras mereka sekaligus banyak. Harus estafet saat hendak dibawa ke seberang yakni ke Kota Sampit. 

Diinformasikan Dedi, di wilayahnya tersebut ada 5 desa dan 1 kelurahan. Adapun jumlah penduduknya kurang lebih 11.

Seperti di Kelurahan Mentaya Seberang, Desa Ganepo, dan Desa Seragam Jaya. Rata-rata warganya menjadi petani hortikultura. Hasil panennya sendiri dijual di Sampit.

Selama ini, hasil panen tersebut diangkut dari kebun ke tepi sungai menggunakan sepeda motor atau sepeda. Setelah itu, mereka membawa ke seberang sungai menggunakan perahu kelotok. Baru diangkut kembali ke pasar atau ketempat penjualan lainnya. 

"Tentu itu menambah biaya, terkecuali petani tersebut memiliki perahu kelotok sendiri," kata Dedi. 

Oleh sebab itulah, mereka berharap agar feri penyebrangan Sampit-Seranau bisa dimuati mobil. Sehingga, nantinya para petani dapat menggunakan pikap untuk mengangkut hasil panen mereka. Agar tidak lagi estafet yang menambah alokasi biaya serta menguras tenaga. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami