Home News Metropolis Peringatan 10 Muharram, Tradisi Membuat Bubur Asyura di Sampit Tetap Lestari

Peringatan 10 Muharram, Tradisi Membuat Bubur Asyura di Sampit Tetap Lestari

  Redaksi   | Senin , 08 Agustus 2022
4ffbe20a786a8f360be992177a8c83f3.jpg
Suasana pembagian bubur asyura, yang dibagikan keluarga besar Idar, di Jalan Ir Juanda, Kelurahan MB Hilir, Kecamatan MB Ketapang, Sampit, Kotim, Senin (8/8).

KLIK. SAMPIT - Tradisi memasak bubur asyura masih lestari di Kota Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Masyarakat oun antusias mencicipi bubur yang dibuat dengan banyak bahan tersebut. 

Seperti yang dipantau klikkalteng. id, tradisi memasak bubur asyura dilaksanakan keluarga besar Idar, di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Memtawa Baru Ketapang, Senin sore (8/8).

"Kami memasak lebih dari 100 kilogram beras, dicampur dengan berbagai bahan sayur, kacang-kacangan, daging, dan bahan lainnya," ungkap Junus, pelestari tradisi memasak bubur asyura, di Sampit. 

Sudah menjadi tradisi setiap tahun bertepatan 10 Muharram, sekelompok masyarakat, majelis masjid, keluarga dan perkumpulan lainnya membuat bubur asyura. 

Rasa khas dengan aneka macam rempah dan bahan menjadikan bubur tersebut selalu menjadi rebutan warga, mereka rela mengantre demi mendapatkannya.

Sementara itu, bagi keluarga besar Idar, membuat bubur asyura bukan hal yang asing lagi bagi Idar dan istrinya, karena sudah hampir 16 tahun lebih keluarga ini membuat bubur tersebut setiap memasuki tahun muharram.

“Setiap tahun kami membuat bubur ini, dan biasanya memang tepat pada 10 muharram. Biar banyak warga yang menikmatinya, tahun lalu kami mengolah sebanyak 80 kilogram beras, dan sekarang 105 kilogram dan Alhamdulillah banyak warga yang menyukai bubur yang kami olah ini,” jelas Idar.

Ia mengungkapkan, cara pembuatan bubur tersebut memang terbilang cukup memakan waktu. Selain itu untuk bahan pembuatannya sendiri juga sangat istimewa, yang mana banyak bahan serta rempah-rempah yang dicampurkan, diantaranya beras, bawang merah, bawang putih, kapulaga, lada, dan bahan rempah lainnya.

Kemudian, agar rasa bubur tersebut lebih gurih , biasanya ditambahkan dengan kaldu ayam atau daging sapi, margarin dan santan kelapa. Untuk memperkaya rasa pada bubur, tidak lupa mereka juga mencampurkan sayur mayur, daging sapi dan ayam, dengan 105 kilogram beras, biasanya daging yang dicampur sebanyak 8 kilogram dan ayam sebanyak 25 kilogram ayam kampung dan 45 kilo ayam potong.

“Sambil kita aduk-aduk, bahan dimasukan satu persatu. Apinya juga harus besar biar beras cepat hancur dan menjadi bubur,”katanya.

Memang diakui Idar, tahun 2022 ini dirinya cukup beruntung, masih banyak dermawan yang membantu dirinya, baik itu dari pendanaan, bahan maupun barang untuk memasak yang dibutuhkan.

“saya bersyukur, setiap tahun mendapat bantuan secara sukarela warga yang ingin berbagi membuat bubur ini,” ucapnya.

Setelah hampir dua jam lebih lamanya akhirnya proses pengolahan bubur selesai, warga yang sudah lama mengantre secara bergantian menyerahkan tempat makanan yang mereka bawa dari rumah, tidak sampai satu jam lamanya, bubur yang diolah begitu banyaknya habis tak bersisa.

“Silaturahmi ini yang kami cari, melihat warga, teman dan kerabat bahagia menikmati bubur ini, kamipun juga cukup puas dan bahagia. Tradisi ini akan kami jaga terus setiap tahun untuk bisa berbagi bersama masyarakat," turupnya. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami