KLIK. SAMPIT - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) mencurigai, adanya permainan terhadap komoditas minyak goreng yang ada di kabupaten ini.
Wakil Ketua II DPRD Kotim, Hairis Salamad mengatakan, fenomena mahalnya harga minyak goreng di lumbung penghasil minyak kelapa sawit ini menurutnya sangat memprihatinkan.
“Data pemerintah cukup, bahkan melimpah. Tapi faktanya di retail banyak yang kosong. Artinya di sini ada permainan di tingkat pasar,” kata Hairis, Sabtu (30/4).
Menurutnya, masyarakat hanya bisa berharap pada toko ritel modern agar bisa mendapat minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter. Namun faktanya penjualannya juga di atas HET.
"Hal ini membuat masyarakat menjerit, bahkan beberapa waktu lalu sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa bersama pemuda di kantor DPRD Kotim. Salah satu tuntutannya yakni menstabilisasi harga minyak goreng beserta persediannya di pasaran. Hal ini harus jadi fokus pemerintah," tegasnya.
Selain itu juga ujarnya, salah satu faktor lainnya yakni rendahnya kepedulian pengusaha perkebunan untuk berkontribusi terhadap daerah dalam hal ini menyediakan minyak goreng dengan harga yang wajar. (KLIK-RED /*)