Home News Metropolis Bank Indonesia Ingatkan Pemerintah Daerah Antisipasi Dampak Konflik Rusia-Ukraina

Bank Indonesia Ingatkan Pemerintah Daerah Antisipasi Dampak Konflik Rusia-Ukraina

  Redaksi   | Selasa , 05 April 2022
c0d7ac8b6e183c9e265fecde1a69f540.jpg
Kepala BI Kalteng, Yura Djalins.

KLIK.PALANGKA RAYA –  Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Yura Djalins mengharapkan, pemerintah daerah untuk turut memperhatikan dampak konflik global antara Rusia dan Ukraina, yang masih berlangsung hingga sekarang ini.

Dipaparkan Yura, konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang diikuti sanksi oleh Amerika Serikat dan beberapa negara di dunia berdampak pada kenaikan harga energi dunia. Pastinya dampak itu juga akan dirasakan secara ekonomi nasional dan di daerah.

“Hal ini dikarenakan menurunnya pasokan minyak dunia yang berdasarkan British Petroleum (BP) Statistical Review of Wold Energy 2021, kontribusi Rusia tercatat 16,6 persen gas alam dan 12,6 persen minyak secara global,” kata dia, Selasa (5/4). 

Dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap kenaikan harga energi, diprakirakan akan kembali berlanjut terhadap inflasi pada April 2022. Hal itupun sudah dibuktikan atas respon oleh pemerintah pusat dengan menetapkan kenaikan harga bahan bakar Pertamax yang mulai berlaku sejak 1 April kemarin.

“Hal ini tentunya menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari, namun dapat kita mitigasi melalui sinergi pengendalian inflasi pada level daerah,” katanya mengingatkan.  

Untuk itu, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) diingatkan untuk terus melakukan pemantauan perkembangan harga komoditas dan melakukan serangkaian kegiatan pengendalian inflasi, utamanya yang berfokus pada stabilitas harga dan pasokan komoditas pangan bergejolak. 

“Kegiatan-kegiatan seperti ini memang wajib diteruskan selama bulan puasa ramadan dan menjelang perayaan hari raya idul fitri,” katanya lagi.  

Kebijakan pengedalian harus diperhatikan, mengingat pada Maret kemarin  Kalteng mengalami inflasi sebesar 0,80 persen (mtm) dengan Kota Palangka Raya tercatat inflasi sebesar 0,69 persen (mtm) dan Kota Sampit sebesar 0,97persen (mtm).

Inflasi periode Maret utamanya didorong oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dalam hal ini gas elpiji, sesuai dengan ketetapan pemerintah pada akhir Februari dan berdampak signifkan pada inflasi Maret.

“Untuk itu dampak yang terjadi secara global kita perhatikan juga, karena bisa saja masalah itu berdampak terhadap ekonomi daerah,” katanya mengakhiri. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami