Home Pemerintah Kotawaringin Timur Ratusan Pelajar di Kotim Terpaksa Menikah Dini akibat Pandemi

Ratusan Pelajar di Kotim Terpaksa Menikah Dini akibat Pandemi

  Faisal Imam Hadi   | Rabu , 24 November 2021
bca025b948e74c65ff479b6f91fd2733.jpg
Para siswa SMA N 3 Sampit mengikuti sosialisasi.

KLIK.SAMPIT – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Putri Bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lentera Kartini menggelar sosialisasi pencegahan pergaulan bebas dan pernikahan usia dini, di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 3 Sampit, Selasa (23/11). Dalam sosialisasi itu diungkap selama pandemi dengan pembelajaran jarak jauh angka pernikahan dini di Kotawaringin Timur meningkat. Ada ratusan pelajar putus sekolah dan terpaksa menikah dini.

Sekretaris LSM Lentera Kartini, Fifit Novita Handayani, mengatakan, dengan sosialisasi ini diharapkan mampu menekan tingkat pernikahan anak di bawah umur yang ada di kabupaten itu. Selain itu adanya penyuluhan siswa diharapkan menjadi pelopor dan pelapor dari perkawinan anak ini.

"Bahwa banyak sekali dampak - dampak yang mempengaruhi dari perkawinan termasuk dari masa depan mereka kemudian dari  kehidupan sosial dan sebagainya," katanya.

Diungkapkannya, selama pandemi ini tak dimungkiri ada banyak anak yang terpaksa menikah usia dini, yakni sekitar 500 anak.

"Di masa pandemi ini kebanyakan karena faktor ekonomi keluarga  biasanya juga harus mempunyai handphone untuk belajar di rumah dan sebagainya," ungkapnya.

Sehingga itu juga mempengaruhi dari masyarakat terutama masyarakat di menengah ke bawah. Sebab mereka memilih mengawinkan anaknya.

"Kadang-kadang ada juga orang tua asuk bekerja tidak sempat memantau anaknya hingga terjatuh ke pergaulan bebas. Mungkin hamil di luar nikah dan sebagainya jadi kan dia harus menikah dengan usia dini," ujarnya

Sementara itu Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Abu Zayd Abdul Rahman, juga menginginkan, dengan adanya agenda kerjasama seperti ini bisa memberikan hasil yang diinginkan akan adanya kesadaran generasi muda.

"Pentingnya untuk mencegah pergaulan bebas demi mengurangi angka pernikahan dini khususnya di daerah Kotim dengan adanya sosialisasi ini saya juga berharap anak-anak muda dapat mencegah hal itu dari dalam dirinya sendiri," terangnya

Sementara itu, Rusdiono, guru SMA Negeri 3 Sampit, mengaku sangat mendukung dengan adanya sosialisasi ini. Dia pun berharap, agar pernikahan dini ini berkurang, lebih bagus lagi tidak ada di wilayah Kotawaringin Timur ini.

"Mudah-mudahan dengan sosialisasi ini bisa mengurang pernikahan usia dini di kalangan pelajar karena menurut informasi yg saya ketahui di Kalteng kurang lebih 300 pelajar yg nikah selama pembelajaran daring," tandasnya. (KLIK-RED)

Baca Juga

Ikuti Kami